ABK: JANGAN DIPANDANG SEBELAH MATA, MEREKA PUNYA KECERDASAN LUAR BIASA

Sesi foto bersama usai Pelatihan Pengetahuan ABK Bagi Guru SDQT Ibnu Ruslan (2/7/23) di Ruang Kelas 1.
SDQTIR - Mungkin ada yang beranggapan bahwa Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merepotkan, menambah kerjaan karena mereka tidak bisa diam, susah diatur. Bahkan ada yang bilang nakal, berisik, tidak patuh, kurang pintar dan sebagainya. Tapi perlu diketahui ABK mempunyai kecerdasan yang tak bisa dipandang sebelah mata.

Demikian disampaikan Kepala Sekolah Dasar Quran Terpadu (SDQT) Ibnu Ruslan, Rona Sofia Ulya, M.Pd saat memberikan sambutan dalam Pelatihan Organisasi dan Penanganan ABK di Sekolah, Minggu, 2/07/2023 lalu.

"Dalam menyukseskan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), tugas guru adalah mendampingi, menyertai peserta didik, apapun latar belakang mereka (siswa), termasuk ABK dengan berbagai pendekatan, metode, strategi, bahan maupun alat peraga yang disiapkan," terang Rona.

Dalam kegitan pelatihan tersebut, Pemateri Nihayatul  Khusnah, S.Psi. menyampaikan bahwa seorang guru harus yakin bahwa ABK sangat mungkin dikondisikan dengan baik dan mereka dapat mencapai kemajuan seperti teman-temannya. Hanya saja membutuhkan penanganan atau cara yang sedikit berbeda dari biasanya.

Dalam melakukan pendampingan, dukungan menjadi hal yang utama. Terlebih ABK yang slow learn (mengalami keterhambatan belajar) sangat membutuhkan adanya dukungan dari luar. Dukungan tersebut menurutnya akan sangat memacu pertumbuhan ABK.

"Kita harus mampu mengembangkan potensi setiap anak. Harus didukung secara emosional baik di lingkungan sekolahan, bahkan sampai lingkungan bermain di rumah," terang Niha.

Menurutnya peran guru sangat penting dalam membantu orangtua mengenali gejala yang tidak umum dialami anak tipikal. Guru juga akan semakin berpengalaman dalam melihat perkembangan anak yang sama usianya.

"Maka dengan penanganan yang tepat, yaitu kombinasi terapi dan bersekolah, ABK dapat berhasil baik di bidang yang diminati untuk bekal mandiri di masa depan," imbuhnya.

Semangat dan Yakin

Niha juga berbagi pengalamannya sebagai Terapis dan Wali Kelas di SLB Bina Citra Sukoharjo, Pati. Suatu ketika Niha merasakan semangat yang benar-benar berbeda.

"Seiring berjalannya waktu, saya merasa ada semangat luar biasa dalam hati untuk terus mendampingi mereka selama belajar di sekolahan, dan saya yakin betul bahwa anak-anak ini sangat berpotensi menjadi siswa berprestasi sesuai dengan bakat mereka," katanya penuh semangat.

"Nah, dalam kondisi seperti itu saya pikir bahwa seperti inilah seharusnya guru mengajar. Ia harus mampu memunculkan keyakinan itu, keyakinan bahwa semua siswa berpotensi berprestasi. Jika guru sudah yakin, maka akan mudah baginya mengantarkan para siswanya berprestasi," imbuhnya.

Keyakinan, menurutnya merupakan kata kunci bagi guru untuk menjalankan misinya sebagai pendidik. Karena dengan keyakinan itulah muncul rasa percaya diri guru untuk senantiasa berkreasi dan berinovasi.

Dalam penyampaian materinya, Niha mengupas tentang alasan mengapa seorang guru harus mempelajari pengetahuan tentang ABK, cara guru menangani ABK di sekolahan, kompetensi apa saja yang harus dimiliki seorang pendidik pada sekolah inklusi dan metode yang cocok digunakan untuk mengajar ABK.

Usai pelatihan, salah satu peserta Eny Soraya, S.Pd mengungkapkan bahwa kegiatan seperti ini sangat berguna bagi seorang pendidik ke depannya.

"Apalagi guru baru seperti saya. Meski di bangku kuliah sudah mendapatkan materi seputar ABK, tapi tindakan nyatanya baru di sini, di sekolahan ini," tutur Wali Kelas 1 SDQT Ibnu Ruslan tersebut di tengah-tengah kegiatan.

Peserta lainnya, yakni Ari Lestari Nuraini, S.Pd. juga turut berpendapat bahwa setelah mendapatkan materi seputar ABK tersebut ia semakin percaya diri dalam mengajar. 

Wali Kelas 2 SDQT Ibnu Ruslan yang akrab disapa Ustadzah Ari tersebut sudah tak canggung lagi kalaupun menghadapi ABK di dalam kelas.

"Sangat bermanfaat dan saya kira semua guru harus memahami bahkan menguasai materi tentang ABK. Karena di setiap kelas hampir-hampir ada perilaku siswa yang kadang membutuhkan perlakuan khusus," tuturnya.


0 Comments